Custom Search

02/02/09

T u h a n k u

 
Tuhanku,

kucari kau di rumah
ternyata hanya segudang nasehat & setumpuk tugas rutin yang harus kujalani

kucari kau di sekolah
ternyata hanya hafalan dan segambreng tugas yang kudapati

kucari kau di kampus
ternyata hanya orator dan demonstrasi yang kutemui

kucari kau di tempatnya para guru-guru ngajiku
ternyata hanya ancaman neraka dan janji surga yang kuperoleh

kucari kau di guru spiritual yang berserakan di muka bumi
ternyata hanya hamburan dinar dan kebingungan yang kunikmati

kucari kau di kawah gunung papandayan
ternyata hanya dinginnya malam dan kerasnya uap belerang yang bertaburan

kucari kau di malam-malam yang dingin,
ternyata hanya terpenuhinya jasmani akan kopi dan mie instan

kucari kau dalam mimpi-mimpi yang diniatkan
ternyata hanya suratan dan alur yang tak kan pernah kumengerti


Tuhanku,

katanya jika kucari kau di seorang budha
pasti akan kulihat belaian lembut Sidharta Gautama dalam ruh hatinya

katanya jika kucari kau di seorang nasrani
pasti akan kulihat senyuman kasih Yesus dalam ruh hidupnya

katanya jika kucari kau di seorang muslim
pasti akan kulihat nur muhammad memancar dalam perbuatannya

katanya jika kucari kau di seorang hindu
pasti akan kulihat hyang widhi sedang tersenyum mesra memelukmu

katanya jika kucari kau di seorang keturunan
pasti akan kulihat dewi kwan im sedang menyejukkan dan mendekap hatimu


Tuhanku,

katanya engkau dekat
katanya engkau tidak pernah meninggalkan hambamu yang sedang menangis
katanya engkau menyuruhku mengerti ilmu ikhlas
katanya engkau memintaku untuk berserah diri

mengapa aku masih saja tidak bisa menjumpaimu ?
mengapa aku serasa makin jauh saja denganmu ?
mengapa ikhlas itu tidak bisa kujumpai, bahkan baunya saja tidak ?
mengapa penyerahan diri itu bagaikan omong kosong bagiku ?


Tuhanku,

mengapa pada saat ibuku berdoa untuk anaknya justru kutemui kau sedang mengusap mesra batinku ?
mengapa pada saat anakku berdoa untukku, kutemui kau dalam senyuman manisnya ?
mengapa pada saat kehancuranku, kau justru menampakkan dirimu ?
mengapa pada saat keterpurukanku, kau justru tersenyum dan mendekap erat hatiku ?

Jakarta, 25 Januari 2009

h a s r a t k u


aku bukanlah ahli tafsir kitab suci
aku tidak pandai bermain kata-kata suci para nabi
aku tidak cerdas menafsirkan petuah sang guru
aku tidak memahami samudra artikulasi kata-kata dari para sahabat sekalian

meskipun para mantan kekasih, mantan istri dan calon istri tidak menjalankan tafsir kitab suci
aku hanya menyadari dari relung batinku
aku hanya mengikuti hembusan awan nafas semesta
aku menyadari keterbatasanku dalam berlayar di galaksi andromeda ini

seringkali aku jatuh hati dengan para gadis yang mengikuti irama istri nabi
seringkali tertambat hati ini dengan kerlingan mata bersahaja dari para gadis yang menjaga pandangannya
seringkali aku luluh dalam perintah dan petuah penuh kharisma para gadis yang aura penampilannya sangat jauh dengan syahwat dunia
seringkali aku terjebak dan terjerembab dalam pelukan senyuman penuh kasih dan mesra mereka terhadap alam semesta.

tetapi mengapa aku tidak pernah mendapatkan satu dari mereka ?
tidak layakkah aku bagi mereka ?
hinakah aku bersanding dengan awan asmara kebahagiaan mereka ?
mungkin hanya desiran ruh yang membasih rukhawi ini yang mampu menjawabnya

Jakarta, 26 Januari 2009

c i n t a


cinta kita kepada harta dan tahta
merangkul aura tubuh hingga ke semesta otak
menjerat mata dan membelai hati serta meninabobokkan kalbu
menggerogoti asa dari batin hingga ke sumsum sanubari dan ragawi

cinta kita kepada kekasih
berbuah kasih asmara yang tiada akhir
mengurai hasrat yang terpendam dan terlampiaskan
berawal dari akil baligh dan berakhir pada kehampaan syahwat

cinta kita kepada orangtua
merupakan pendidikan sifat ke-Tuhanan Yang Maha Agung
pembelajaran hakiki dan pendewasaan nurani
merupakan candu bagi pecinta makrifat diantara ada dan tiada

cinta kepada Tuhan
merupakan hal yang tidak pernah mampu kulukiskan dalam bentuk uraian semesta kata-kata
merupakan samudra multi-tafsir bagi yang belum mengetahui dan laksana pelangi di matanya
merupakan cahaya maha cahaya bagi yang merasakannya

Jakarta, 27 Januari 2009
Custom Search