Custom Search

16/08/08

Lotus - Nelumbo nucifera Gaertn

Spesies :Nelumbo nucifera Gaertn.
 
Nama Inggris :Lotus, sacred lotus, Indian lotus
 
Nama Indonesia :terate
 
Deskripsi :
Terna aquatik, besar, bertahunan, berwarna hijau laut, gundul, tinggi 1.2—2.5 m, getah mengandung susu, berakar pada habitatnya (biasanya lumpur). Rimpang merayap, bersendi, panjangnya dapat mencapai 10 m, diameter 6—9 cm, antar sendi menjorong, panjang 10—30 cm, putih sampai coklat cerah, berdaging, berlendir dan agak berserabut. Daun memerisai, muncul dari sendi-sendi, satu per sendi; tangkai daun menggalah, panjangnya dapat mencapai 2.5 m, tertutup dengan duri-duri berdaging dan pendek, di bagian dalamnya dengan banyak saluran udara; helaian daun bundar merapat turun atau bentuk mangkuk dangkal, diameter mencapai 90 cm atau lebih, permukaan atas berwarna hijau laut, permukaan bawah keunguan, muncul di atas air. Bunga soliter, di ketiak daun, tegak atau mengangguk, diameter 15—25 cm, harum, kemerah-merahan dengan pangkal putih, jarang yang keseluruhannya putih; gantilan tegak, menggalah, panjangnya mencapai 2 m atau lebih, berduri seperti tangkai daun; daun kelopak 2—5, dapat mencapai 2.5 cm 2 cm, gugur sebelum antesis; daun mahkota kurang lebih 20, tidak sama, membundar telur sungsang, ukuran dapat mencapai 7—15 cm 3—7 cm, menyisip pada pangkal penyangga, bagian luar lebih kecil, bagian tengah besar, bagian dalam berukuran menengah; benangsari banyak, menyisip di atas mahkota, tangkai sari memita, panjang mencapai 2.5 cm, kepala sari kuning; penyangga mengerucut sungsang dengan ujung rata, 2—4 cm 3—4 cm, memampung, kuning saat antesis, berubah hijau akhirnya coklat tua dan diameter 6—11 cm; bakal buah 10—30, terbenam pada ujung penyangga, bebas, satu bakal biji; tangkai putik pendek, kepala putik menebal. Buah pinak geluk ganda tidak merekah; pinak geluk 10—30 per buah ganda, membulat telur-melonjong, 1—2.5 cm 1—1.5 cm, coklat tua. Biji dengan 1kotiledon dan endosperma membungkus embrio sebagai selaput yang tipis.
 
Distribusi/Penyebaran :
Terate asli dari daratan Asia (mungkin India), tetapi sekarang telah tersebar secara luas (baik meliar ataupun dibudidayakan) dari Afrika Timur Laut sampai Australia Timur Laut, termasuk Asia Tenggara, China dan Jepang. Selama paling sedikit 6000 tahun, jenis tersebut telah berasosiasi dengan kultur orang-orang India dan di bidang keagamaan dianggap sebagai bunga suci. Juga kadang-kadang dibudidayakan sebagai tanaman hias di Eropa, Afrika dan Amerika.
 
Habitat :
Habitat alami terate adalah di air tawar di Asia tropik dan subtropik. Terate tumbuh di tempat-tempat bekas pertambangan tua, danau-danau alam atau buatan manusia, saluran-saluran dan kolam-kolam. Karena rimpangnya bergantung dalam-dalam di lumpur bawah air, maka disaat musim dingin (salju) datang akan tetap hidup. Oleh karena itu, terate tersebar secara luas di Asia, bahkan di daerah-daerah yang tidak bebas dari salju. Jenis tersebut hidup mulai dari pantai sampai pada ketinggian 1800 m dpl.
 
Perbanyakan :
Potongan rimpang biasanya digunakan sebagai material penanaman dan ditanam dengan kuncup hanya di atas lumpur dibawah kurang lebih 1 m dari air. Biji terate juga akan mudah menghasilkan tanaman, tetapi akan memakan waktu lebih lama untuk menghasilkan rimpang dengan ukuran yang laku dijual. Dari biji, semainya ditumbuhkan di papan persemaian dan ditanam di lapangan sesudah kurang lebih 2 bulan. Biji-biji buah terate dilaporkan masih dapat hidup selama lebih dari satu abad. Adanya penutup dinding buah yang keras berguna untuk melindungi biji. Buah yang disimpan untuk waktu yang lama membutuhkan torehan untuk merangsang perkecambahan biji. Kurang lebih 45 kg potongan rimpang atau 10 kg biji dibutuhkan untuk 1 ha tanah.
 
Manfaat tumbuhan :
Pati dari rimpangnya dapat dimakan mentah atau dimasak lebih dulu dan dapat dijual dalam keadaan segar, kering, kalengan, sebagai tepung, cuka atau disimpan lama sebagai permen. Biji yang belum masak enak dimakan secara segar. Biji yang sudah masak dapat dimakan mentah, dikukus atau dipanggang, biasanya dengan menghilangkan lebih dulu embrionya yang pahit. Sebelum dijual dalam bentuk kering, kulit biji dan embrionya dibuang lebih dulu. Taruk rimpang yang masih muda dan daun yang tidak melebar dapat dimakan dengan dikukus lebih dulu sebagai sayuran, sedangkan daun yang sangat muda dapat dimakan mentah. Dalam pengobatan tradisional, terate mempunyai banyak kegunaan. Orang-orang China menggunakan rimpangnya untuk obat diare dan disentri, sementara orang-orang Kamboja menggunakannya sebagai campuran teh. Di China, orang-orang menggunakan embrionya untuk menurunkan demam, obat kolera dan sebagai penguat; sedangkan di Malaysia mereka menggunakannya sebagai obat demam dan campuran teh. Di Indonesia, orang-orang menggunakan daun mahkotanya sebagai obat diare dan muntah; sedangkan di Malaysia, hasil tumbukannya sebagai obat sifilis, orang-orang China menggunakannya dalam bahan kosmetika, di India digunakan sebagai obat demam dan disentri, dan di Kamboja serta Filipina sebagai obat disentri. Orang-orang China menggunakan benangsarinya sebagai penyegar, diuretik dan kosmetik; sedangkan di India digunakan sebagai penyegar dan pendingin, dan di Indo-China untuk memberi aroma teh. Di Indonesia dan India, sari dari tangkai daun dan gagang sebagai obat diare. Daun sering dipakai sebagai pembungkus, terutama untuk makanan yang dikukus. Di India, serabut pada tangkai daun dapat dibuat menjadi sumbu untuk lampu upacara keagamaan, sedangkan pembuatan parfum dapat diekstrak dari bunganya. Disamping kegunaannya tersebut, terate mungkin lebih terkenal sebagi tanaman hias karena keindahan dari bunga dan buahnya (juga dalam bentuk kering). Di India, terate merupakan "bunga nasional", juga merupakan simbol Ketuhanan, kesucian, kecantikan, kebaikan hati, keharuman, ketenangan, kesuburan, kemakmuran dan sering dianugerahkan seseorang karena kemuliaannya oleh penyair, seniman, pemahat patung, arsitek, dan orang-orang pandai (pakar).
 
Sinonim :
Nymphaea nelumbo L. Nelumbium speciosum Willd. Nelumbo nelumbo (L.) Druce.
 
Sumber Prosea :
9: Plants yielding non-seed carbohydrates p.131-133 (author(s): Ong, HC)
 
Kategori :
Bahan pangan pokok
 

Tidak ada komentar:

Custom Search